Senin, 27 April 2009

Survey Persepsi dan Perilaku Pemilih

Pada hari ini, Kamis, 2 APril 2009 Puskaptis telah mempublikasikan hasil Survey Persepsi Publik Terhadap Pelaksanaan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2009, selengkapnya dapat dilihat pada release berikut:

Hasil Survey
Persepsi dan Perilaku Pemilih Terhadap
Pelaksanaan Pileg 2009

Untuk sekian kalinya pemerintah menggelontorkan dana bantuan langsung tunai atau BLT. Kritik dan dukungan pun muncul menyertai penggelontoran dana tersebut. Ada yang menanggapinya sebagai alat politik pemerintah untuk menarik dukungan masyarakat menjelang pemilu.
Karena hadirnya BLT kali ini berdekatan dengan Pemilu, maka disinyalir ada muatan politik dibalik bantuan tersebut. Lantaran dana bantuan tersebut diberikan berdekatan dengan perhelatan penting yaitu Pemilu 2009. Pusat Kajian Kebijakan Pembangunan dan Strategis (Puskaptis) melakukan survey terkait dengan Persepsi dan Prilaku Pemilih terhadap
Dalam survey yang dilakukan priode 16-23 Maret 2009 dengan metode multistage random sanpling. Survey ini melibatkan 1.250 responden yang tersebar 33 provinsi, 75 Kabupaten, 300 Kecamatan, dan 600 desa/kelurahan. Dalam survey ini margin error sebesaar 3% dengan tingkat keyakinan 95%.
Terkait dengan program Bantuan Langsung Tunai (BLT) dalam survey menyebutkan 35,50% responden menyetujui program tersebut. Tapi mayoritas responden yaitu 43,20%, dan tidak tahu atau tidak menjawab 21,30%.. Dalam survey ditemukan ternyata yang menyatakan setuju mereka yang mendapatkan dana bantuan tersebut. Dan yang tidak setuju diantaranya mereka yang tidak mendapatkan dana bantuan dan mereka yang mengusulkan program BLT itu dihentikan dan dialihkan pada program yang lebih mendidik dan berkelanjutan.
Dalam survey juga ditemukan beberapa alas an terkait dengan program BLT. Yaitu 10,70% responden menilai program BLT telah sesuai dan dapat membantu kebutuhan rumah tangga, 27,81% responden menilai tidak sesuai karena hanya sementara dan terlihat menutupi kekurangan pemerintantah . Dan 33,69% responden menilai program tersebut tidak memberdayakan masyarakat, 27,81% juga menyatakan BLT itu tidak perlu apalagi kalau hanya untuk kepentingan politik dan setengah hati. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden atau 89,33% kurang setuju dengan pelaksanaa program BLT.
Maka, mayoritas responden menginginkan adanya perubahan dan pembaharuan kedepan baik dalam pemerintahan maupun programnya. Dalam survey menyebutkan 84,56% menginginkan adanya perubahan dan pembaharuan itu. Hanya 4,90% yang menyatakan tidak perlu adanya perubahan dan pembaharuan. Dan 10,54% responden yang tidak menjawab.
Perubahan-perubahan yang diinginkan responden terkait dengan masalah ekonomi dan kesejahteraan. Dalam survey menyebutkan 22,64% responden menginginkan adanya perubahan pada bidang ekonomi (kebutuhan pokok yang murah, dan mudah didapat. 21,52% responden menginginkan adanya perubahan pada bidang lapangan kerja, 21,17% responden mengingikan adanya perubahan pada bidang kesejahteraan. Perubahan pada bidang pendidikan diusulkan 14,38% responden, dan 14,37% responden mengingikan perubahan pada kesehatan.
2,52% responden menginginkan adanya perubahan pada bidang pertanian, 1,94% responden perubahan pada social, dan 1,46% responden perubahan pada bidang hokum. Dari sini dapat diketahui bahwa masyarakat sedikit mengingikan adanya perubahan pada bidang hokum atau penegakan.

Persepsi Terhadap Pemilu
Terkait, pemilihan umum dalam survey ini menyebutkan tingkat pengetahuan pemilih yang 93,50% responden menyatakan telah mengetahui adanya pemilu yang digelar 9 April mendatang. 5% responden mengaku tidak mengetahui, dan 1,50% responden menyatakan masih bingung.
Dalam survey ini ditemukan empat definisi pemilih. Pertama, responden yang terdaftar dan ikut pemilih sekitar 60,45%. Kedua responden yang terdaftar tapi tidak ikut memilih sebesar 5,20%. Ketiga, responden yang merasa belum terdaftar dan mau memilih sebesar 30%, dan keempat responden yang belum terdaftar dan tidak mau memilih 4,35%
Dari survey potensi golput berkisar 35-40%. Golput ini disebabkan masalah administrasi seperti mereka yang tidak terdaftar dalam DPT, dan golput politis seperti pemilih yang bingung akibat banyaknya partai atau apatis.
Sementara itu, survey juga mengukur tingkat pengetahuan responden terhadap cara memilih yaitu mencontreng. Dalam survey disebutkan 78,5% responden mengaku telah mengetahui cara memilih, 6% responden mengaku belum mengetahui, dan 15,50% responden mengaku masih bingung.
Pada pemilu 2009, sejumlah responden telah menentukan pilihannya. Tapi mayoritas responden masih merahasiakan pilihannya sebesar 22,50%. Dalam survey ini menyebutkan 19,60% responden memilih PDIP, 19,18% responden memilih Partai Demokrat, dan 18,26% responden memilih Partai Golkar. Partai lainnya seperti PKS sebesar 8,78%, PPP 3,50%, dan GErindra 2,46%. Sementara PAN dipilih 2,16% responden, PKB 1,67%, Hanura 1,35%, PBB 0,35%, dan PDS 0,19%.
Persaingan ketat terjadi di tiga partai besar yaitu PDIP, Partai Demokrat, dan Partai Golkar. Persaingan ini masih dalam batas atas maupun bawah margin erros sebesar 3%. Artinya, bisa saja diantara ketiga partai ini pada kenyataannya memiliki potensi untuk lebih unggul atau potensi menang.


Jakarta, 02 April 2009

Ir. Husin Yazid, M.Si

Direktur Puskaptis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar